SIEJ Simpul Sulut : Perhelatan Jambore Jurnalistik Lingkungan "Perkuat Literasi Selamatkan Bumi"
Tondano - 50 peserta dari jurnalis anggota The Society of Indonesian Environmental Journalists SIEJ Simpul Sulut, jurnalis pemula, perwakilan organisasi dan kelompok peduli lingkungan mengikuti Jambore Jurnalistik Lingkungan Pertama, di Ketama Adventure Park, Desa Touliang Oki, Kabupaten Minahasa, Sulut, Jumat – Minggu (26-28/11/2021).
SIEJ Simpul Sulut menginisiasi kegiatan kali pertama ini dengan tema “Perkuat Literasi Selamatkan Bumi" untuk mengajak dan mengedukasi jurnalis dan publik peduli terhadap isu lingkungan dan perubahan iklim.
Selama tiga hari pelaksanaan jambore, seluruh peserta mendapat beragam materi dari sejumlah narasumber kompeten. Seperti materi ketrampilan jurnalisme lingkungan dan pemahaman isu-isu lingkungan terkini.
Sebut saja Barthe Karouw, Kepala Seksi Pengelolaan Sampah DLH Daerah Sulut yang memaparkan tentang kondisi Lingkungan di Sulawesi Utara dan Jull Takaliuang, aktivis lingkungan yang juga Direktur Yayasan Suara Nurani Minaesa, Sulut.
Pada hari ketiga, peserta dipertemukan dengan Yosep Ikanubun, Ahli Pers sekaligus jurnalis Liputan6.com untuk memberikan pembekalan materi Jurnalistik Dasar dan Kode Etik. Serta materi Fotografi dari Denny Taroreh, fotografer asal Sulut dan Supardi Bado, pimpinan media Sulawesion.com dengan materi ketrampilan videografi.
Kegiatan ini juga menghadirkan Yunita Siwi dan Ririn, perwakilan dari Yayasan Selamatkan Yaki yang memaparkan materi spesies endemik dan permasalahannya, Billy Gustafianto Lolowang dari Yayasan Tasikoki, serta Fachriany Hasan dan Rispa Yeusy Anjeliza, staf Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Seksi II Gorontalo.
Tak hanya itu, panitia mendatangkan narasumber dari unsur perusahaan dengan menghadirkan Marthen Sorongan, perwakilan PT Cargil Indonesia di Amurang, untuk memberikan perspektif keberpihakan perusahaan pada isu lingkungan melalui program Corporate Social Responsibility (CSR). Serta Dukungan Stakeholder Bagi Lingkungan Hidup di Sulut yang dibawakan Danny Repi, Kasubid Pemberdayaan Masyarakat Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan, mewakili Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sulut, dan kehadiran AKP Alfrets Tatuwo, Kabag OPS Polres Minahasa mewakili jajaran Polda Sulut.
Rochimawati, Ketua Umum SIEJ mengapresiasi SIEJ Simpul Sulut yang menggelar kegiatan offline skala besar dengan protokol kesehatan ketat, di saat pandemi Covid-19. Ochi, sapaan akrab redaktur Viva.co.id ini mengatakan, aktifnya SIEJ Simpul Sulut ini mendorong Simpul SIEJ di wilayah lain untuk giat menggelar program kerja.
“Kami mendorong kegiatan-kegiatan terkait isu lingkungan di daerah. Kegiatan Ini menunjukkan program kerja SIEJ tidak hanya top down karena keaktifan anggota," jelas Ochi saat membuka Jambore Lingkungan Pertama ini.
Findamorina Muhtar, Koordinator SIEJ Simpul Sulut berharap, kegiatan ini menjadi oase bagi para peserta untuk lebih memahami persoalan lingkungan di Indonesia melalui karya jurnalistik.
“Harapannya bermunculan jurnalis-jurnalis muda, pers kampus dan komunitas pegiat lingkungan yang peka dan mau menulis tentang isu lingkungan hidup dan lebih paham melihat isu lingkungan khususnya di Sulawesi Utara," harap Finda yang juga Pemimpin Redaksi BeritaManado.com saat menutup Jambore Lingkungan pertama ini.
Jambore Lingkungan ini juga menjadi momentum untuk mempromosikan topik-topik lingkungan hidup yang berkualitas dan layak diketahui publik. Sehingga akan muncul partisipasi publik dalam memantau persoalan lingkungan hidup khususnya di wilayah Sulawesi Utara.
Bersamaan dengan perhelatan Jambore Lingkungan, SIEJ Simpul Sulut juga mendeklarasikan Komunitas Jurnalis Peduli Sumber Daya Air (JP-SDA). Noufriadi ‘Adi’ Sururama dan Rafsan Damapolii terpilih sebagai ketua dan sekretaris Komunitas yang diinisiasi sebagai bagian dari untuk meliterasi masyarakat agar ikut menjaga dan melestarikan sumber daya air yang ada di Sulawesi Utara.
“Kami berada pada kerja-kerja bersama masyarakat dan semua pihak untuk menyelamatkan lingkungan dari kerusakan dan pencemaran. Kami menggunakan jalur literasi untuk mengedukasi masyarakat akan keberlangsungan dan pelestarian sumber daya air," ucap Adi dan Rafsan di hadapan peserta Jambore.
Adi menambahkan, komunitas JP-SDA menjadi kepanjangan tangan SIEJ Simpul Sulut yang bergerak meliterasi publik agar melek lingkungan khususnya pada isu sumber daya air. Kerja-kerja literasi ini nantinya akan melibatkan berbagai unsur di masyarakat yang memiliki kepedulian dan ikut berpartisipasi menjaga kelestarian air melalui literasi.
“Aksinya adalah edukasi, membagikan semangat pelestarian sumber daya air lewat tulisan berita dan mengajak para pegiat sungai, pegiat lingkungan, pencinta alam bahkan siapa saja yang merasa terpanggil untuk belajar bersama," imbuhnya.
Denny Taroreh selaku penggagas komunitas ini menjelaskan, JP-SDA bisa menjadi salah satu opsi dalam penuntasan masalah kerusakan sumber daya air. Edukasi dari gerakan ini menjadi penting, karena memang menjadi kebutuhan sesuai perkembangan teknologi digital.
“Salah satu kelemahan para pegiat lingkungan di Sulut adalah bernarasi baik secara terbuka maupun di media sosial, padahal ini penting sebagai ajakan agar masyarakat menunjukkan kepeduliannya. Di era digital, narasi penting untuk mengubah mindset dan mengendalikan opini publik pada persoalan lingkungan," jelas Dentar, sapaan akrab pegiat “Kuala" ini.
Di akhir kegiatan, panitia memilih dua peserta terbaik, yaitu Fardy Fransisco dari Komunitas Northsula dan Safril Abarang dari HMI MPO. Serta melakukan penanaman pohon sebagai bagian dari peringatan Hari Pohon Sedunia yang tiap tahun diperingati setiap tanggal 21 November.